Kembali 1 Syawal menjadi mendua di negara ini, tanpa menghitung mereka yang "sesat". Kenapa? Karena adanya dua cara berebda dalam menentukan hilal.
RUKYAT:
metode nabi Muhammad SAW dengan melihat anak bulan. Ketika anak bulan tidak dilihatnya, maka digenapkanlah Ramadhan menjadi 30 hari. Namun ketika ada yang siap disumpah atas melihat hilal, maka Nabi memerintahkan Bilal untuk mengumumkannya. Jadi cara ini adalah cara Nabi Muhammad SAW.
HISAB:
sesuai surat Yunus ayat 5. Bahwa matahari itu bersinar (harfiahnya berarti pelita, matahari melakukan fusi) dan bulan itu bercahaya (cermin,, bulan memantulkan) dan telah ditetapkan manzilah (letaknya) untuk menentukan bulan dan waktu. Mereka yang menggunakan cara ini menggunakan ilmu astronomi. Maka cara ini merujuk ke ayat Allah.
pertanyaan:
1. Apakah Nabi tidak mengaplikasikan ayat Allah seperti para pengguna Hisab?
Jawab: nabi Muhammad belum bisa karena belum tahu astronomi. Nabi pernah bahkan bersabda "engkau lebih tahu duniamu" sehingga menunjukkan bahwa dalam ibadah, Nabi tak salah. Tapi hitungan dunia, mungkin kita lebih tahu. 1 Syawal itu hitungan dunia, tapi sholat Iednya yang ibadah.
2. Jadi mana yang salah?
Jawab: tidak ada, karena semuanya punya dalil. Yang salah yang idul fitrinya ikut rukyat, tapi tidak puasa saat orang hisab lagi lebaran.
3. Pesannya?
Jawab: pilih sesuai keyakinan, bukan karena anda Muhammadiyah atau NU!
Saya pribadi memilih cara hisab. Nanti ada waktu, saya update.