Senin, 29 Agustus 2011

Some Explanation about Hisab and Rukyat. (1 Syawal yang berbeda)

Kembali 1 Syawal menjadi mendua di negara ini, tanpa menghitung mereka yang "sesat". Kenapa? Karena adanya dua cara berebda dalam menentukan hilal.

RUKYAT:
metode nabi Muhammad SAW dengan melihat anak bulan. Ketika anak bulan tidak dilihatnya, maka digenapkanlah Ramadhan menjadi 30 hari. Namun ketika ada yang siap disumpah atas melihat hilal, maka Nabi memerintahkan Bilal untuk mengumumkannya. Jadi cara ini adalah cara Nabi Muhammad SAW.


HISAB:
sesuai surat Yunus ayat 5. Bahwa matahari itu bersinar (harfiahnya berarti pelita, matahari melakukan fusi) dan bulan itu bercahaya (cermin,, bulan memantulkan) dan telah ditetapkan manzilah (letaknya) untuk menentukan bulan dan waktu. Mereka yang menggunakan cara ini menggunakan ilmu astronomi. Maka cara ini merujuk ke ayat Allah.



pertanyaan:
1. Apakah Nabi tidak mengaplikasikan ayat Allah seperti para pengguna Hisab?
Jawab: nabi Muhammad belum bisa karena belum tahu astronomi. Nabi pernah bahkan bersabda "engkau lebih tahu duniamu" sehingga menunjukkan bahwa dalam ibadah, Nabi tak salah. Tapi hitungan dunia, mungkin kita lebih tahu. 1 Syawal itu hitungan dunia, tapi sholat Iednya yang ibadah.

2. Jadi mana yang salah?
Jawab: tidak ada, karena semuanya punya dalil. Yang salah yang idul fitrinya ikut rukyat, tapi tidak puasa saat orang hisab lagi lebaran.

3. Pesannya?
Jawab: pilih sesuai keyakinan, bukan karena anda Muhammadiyah atau NU!


Saya pribadi memilih cara hisab. Nanti ada waktu, saya update.

Senin, 11 Juli 2011

cannon of animal reproduction

Assalamu alaikum
Lama baru buka blog ini lagi...

Ada buku baru yang sudah saya dan teman-teman tim penulis buat. Judulnya CANNON OF ANIMAL REPRODUCTION.

Tim Penulis:
Anca Made (saya)
Dauz Afdal
Athy Husain
Dillah Halimin
Sari Octovira
Rhya Jaya
Adji Kasmuin

Editor:
Arsad Bahri (dosen)

Layouter:
Anca Made

Cover:
Anca Made

Judul Buku:
CANNON OF ANIMAL REPRODUCTION

Topik:
Reproduksi Hewan

Copyright:
ICP Biology, FMIPA UNM

Rabu, 18 Mei 2011

Indonesia in Jokes

Seorang warga Indonesia meninggal dan karena amal perbuatannya buruk ia
dikirim ke neraka. Disana, ia mendapati neraka itu berbeda-beda bagi tiap
orang sesuai negara asal.

Pertama ia melongok ke neraka orang-orang Inggris dan bertanya kpd
orang-orang di situ : "Kalian dihukum apa disini?".

Orang Inggris menjawab : "Pertama-tama, kita didudukkan di atas kursi
listrik selama satu jam. Lalu didudukan di kursi paku selama satu jam. Lalu
disiram bensin dan disulut api. Setelah itu, setan Inggris muncul dan
mencambuki kita sepanjang sisa hari."

Karena terdengar tidak menyenangkan, si orang Indonesia menuju ke neraka
lain.

Ia lalu melihat-lihat bagaimana keadaan neraka Amrik, neraka Jepang, neraka
Rusia dan banyak lagi. Orang Indonesia ini melihat hukuman di neraka
bangsa-bangsa asing itu kurang lebih mirip dengan neraka orang Inggris.

Akhirnya ia tiba di neraka orang Indonesia sendiri, dan melihat antrian yang
puanjaaang, terdiri dari orang berbagai negara, bukan cuma orang Indonesia
saja.

Sambil kebingungan, orang Indonesia ini bertanya kepada yang mengantri :"Apa
yang akan dilakukan di sini?"

Yang ditanya menjawab : "Pertama-tama kita didudukan di kursi listrik selama
satu jam. Lalu didudukkan di kursi paku selama satu jam. Kemudian disiram
dengan bensin dan disulut api. Lalu setan Indonesia muncul dan mencambuki
kita sepanjang hari."

"Tapi itu kan sama seperti dengan neraka dari negara lain. Kenapa begitu
banyak orang ngantri disini?" sergah orang Indonesia.

"Di sini pelayanannya sangat-sangat buruk. Kursi listriknya nggak nyala,
karena listrik sering byar-pet. Kursi paku, tinggal pakunya, karena kursinya
sering diperebutkan elit politik. Bensinnya juga nggak ada tuh karena
harganya melambung tinggi, malah di akhir tahun 2009 katanya mau naik lagi.
Lalu soal setan, disini adalah mantan pegawai negeri, jadi dia cuma datang,
tanda tangan absensi, lalu pulang. Asyik kan??"


sumber: kaskus

Learning How to Learn

Kadang ada waktu ketika kita merasa tidak mampu melakukan apa-apa. Waktu yang berharga itu kita habiskan dengan kosong. Masih untung jika dipakai untuk memikirkan langkah kita ke depan, tapi jika dipakai mengkhayal belaka?

Learning how to learn adalah kata-kata yang paling sering terdengar dalam mata kuliah "teaching and learning strategy" yang diajarkan oleh dosen paling tua yang pernah saya lihat. Tapi kata-kata itu benar-benar dalam maknanya. Adakah dari kita yang memikirkan cara belajar untuk belajar? Kita sibuk belajar a+b=c dan terus bergulat dengan tugas kita, klasik. Tapi yang berpikir bagaimana kita membuat diri kita nyaman dengan belajar sangat sedikit. Saya bahkan harus kehilangan beberapa kg berat badan untuk serius, dan ketika mencoba untuk nyaman, saya justru kehilangan nilai saya.

Saya iri dengan kekuatan tekad dosen saya. Beliau bahkan mendengar pun sulit baginya, jalannya tertatih, kacamatanya tebal, tapi otaknya seperti tidak mau kalah akan waktu. Sedangkan saya apa? Lapar saja sudah membuat otak melanglang buama ke dunia khayal.

The point is learn how to learn, itu yang tidak bisa saya capai selama ini.




Wise people learn when they can, fool people learn when they must.

Jumat, 13 Mei 2011

Kami Manusia

Nafas yang berderu tak beraturan
Langkah yang melunglai tanpa arah
Telapak langit yang terus menekan

Angkuhnya diri akan kekuatan
Terbahaknya otak akan kepandaian
Bangganya hati akan ketampanan
Namun mata hati menangis akan kelakuan

Bumi bahkan menolak menjadi pijakan
Matahari pun tak sudi menatap
Awan menangis karena malu

"Inikah manusia yang kubantu dengan oksigen?" Kata pohon.
"Inikah manusia yang berotak besar?" Tanya ikan.
"Inikah manusia yang bipedal?" Bingung kucing.

Ya, kami yang dibantu namun enggan membantu.
Ya, kami yang pintar tapi tak cerdas.
Ya, kami yang unggul namun terbelakang.

Inilah kami, manusia.

Jumat, 15 April 2011

Indonesiaku: Gedung Baru DPR

Talk less, ini dia kutipan mengenai gedung baru DPR...

Pembangunan Gedung Baru DPR RI yang "cuma" senilai 1,14 triliun rupiah telah banyak menuai kontroversi. Banyak pihak yang menolak rencana pembuatan Gedung baru DPR RI tersebut. Bahkan, imbauan Presiden SBY agar menghemar anggaran, dianggap sebagai lelucon politik belaka. Hal ini dikemukakan oleh Ketua Presidium Nasional Komite Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyouno. (http://tutorkom.blogspot.com/2011/04/gedung-baru-dpr.html)

Beberapa hari terakhir ini kita dipameri parade kekuasaan yang kian lama kian memuakkan.
Sebanyak 15 lurah yang dikoordinasi Camat Tallo, Kota Makassar, asyik melancong ke Malaysia meninggalkan tugas. Tak mau kalah, Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara memberangkatkan 148 pejabat, camat, dan kepala desa berwisata rohani ke Jerusalem dan Mekkah. Anggaran pelesir berjemaah itu bahkan melampaui pendapatan asli daerah Minahasa Tenggara dan diambil dari sumber tak jelas.
Pertunjukan kekuasaan di pusat tak kalah dahsyat. Ketua DPR Marzuki Alie ngotot melanjutkan rencana pembangunan gedung baru DPR yang menelan biaya Rp 1,138 triliun. Fraksi-fraksi di DPR pintar bersandiwara. Perwakilan fraksi di Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) mengetok palu tanda persetujuan pembangunan gedung baru, tetapi di depan publik pandai bersilat lidah. (http://nasional.kompas.com/read/2011/04/15/09315447/Arsitektur.Kekuasaan.dan.Gedung.Baru.DPR)

another point, kutipan lain...

"Kalau pemerintah tidak ikut campur dan menyebabkan meninggal sandera satu saja, akan menimbulkan masalah besar dan bisa dikejar rakyat," ujar anggota DPD, Rahmat Shah di gedung Nusantara IV Senayan, Jakarta, Rabu sore (13/4). (http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=24118)

Nah... dana besar untuk gedung... dipake orang kaya.
Trus nyawanya mereka yang disandera juga harus ditebus...
Pertanyaannya, otaknya orang di gedung DPR "lama" mana???
Kenapa gak dana besarnya dipake untuk bantu mereka?

Rabu, 16 Maret 2011

Starving and Satiation

Linkin Park - What I've Done

I love their video clips!
Have we think about people in Ethiopia while we eat our snacks greedy?
Maybe, the snack - which the prize isn't appropriate with the nutrient - is a small thing for us. We eat that easy without thinking our family in some place in this world is starving.
I just can share my opinion about world today.
Eat is easy
Starving is easy too
I don't know how to help them.
The smallest thing that I can do is give some money for they of those who hungry.
But it wasn't enough.

I hope I can make a movement in my life...
talk less do more

Tsunami, Earthquake, and Us

One of the greatest earthquake I ever know is Japan earthquake.
And one of the greatest disaster I ever know is Tsunami.
But some of us can't get the point of those disaster.
We saw thousand people crying.
But we still make a lot of jokes from that tsunami!
The most little thing that we can do is pray for japan !
Don't make any jokes from their sadness...

Kamis, 10 Maret 2011

Kecocokan Elemen Sulappa' Appa'

Tiap elemen memiliki kecocokan dengan elemen lainnya, sehingga hal ini digunakan dalam pernikahan untuk mengetahui apakah kedua mempelai nantinya akan cocok atau tidak. Berikut daftarnya:

1. TANAH
Cocok: TANAH, AIR, dan API
Tidak Sesuai dengan ANGIN.
Elemen air adalah yang paling sesuai dengan elemen tanah ini, hal ini dikarenakan air adalah elemen yang mampu menyuburkan tanah sehingga keduanya saling menguntungkan.

2. AIR
Cocok: TANAH, AIR, ANGIN
Tidak sesuai dengan API.
Elemen air sangat sesuai dengan tanah (menyuburkan), sesama elemen air, dan angin. Jika bersama dengan elemen air, maka keduanya akan saling mengaliri dan searah. Jika bersama dengan elemen angin maka keduanya akan menghasilkan embun yang menyejukkan. Namun air ini tidak akan sesuai dengan api, karena air akan memadamkan api tersebut.

3. API
Cocok: TANAH, API, ANGIN
Tidak sesuai dengan AIR
Elemen api ini sangat sesuai dengan elemen angin. Hal ini dikarenakan elemen angin akan memberi kekuatan bagi api untuk tetap menyala. Namun sebuah catatan bahwa elemen api juga sesuai dengan sesama elemen api tapi sangat berisiko. Mengapa? Karena sesama api akan saling menguatkan, tapi merusak sekitarnya.

4. ANGIN
Cocok: AIR dan API
Tidak sesuai dengan TANAH, dan ANGIN
Catatan yang penting untuk elemen angin adalah jangan bersama elemen angin lainnya. Hal ini hanya akan menyebabkan elemen tersebut silariang atau berhembus tanpa arah sehingga mengakibatkan hubungan keduanya mudah terpisah







n.b.
Tulisan ini hanyalah dokumentasi khazanah budaya Indonesia, bukan hal yang wajib untuk dipercaya.
Semoga kita mampu mencerna informasi sebelum mengamalkannya.

Cloud, Close to My Eyes


This is my favorite picture! Cloud, close to my eyes.

Location: Tondong Tallasa, Pangkep regency, South Sulawesi, Indonesia.
Time: February 18, 2011
Camera: Nokia N70 (hehehe, amateur!)
F-stop: f/3.2
Exposure time: 1/200 sec.
Focal length: 4 mm
ISO speed: ISO-64

Selasa, 08 Maret 2011

Essay Peterpan (pengantar pendidikan)

Dewasa ini, kita selalu mendengar pendidikan menjadi perbincangan hangat yang tak pernah hentinya dibahas. Mereka yang membahasnya pun beragam, mulai dari para pejabat tinggi negara, guru-guru dan staf pengajar, mahasiswa dalam aksinya, hingga daeng tukang becak pun membicarakannya. Cara mereka mengkritisi pendidikan pun melalui banyak perspektif, pejabat koalisi misalnya, mereka menganggap bahwa pendidikan yang merupakan kewajiban telah didapatkan dan tinggal sedikit dipoles. Tapi berbeda dengan pejabat koalisi, para pejabat oposisi justru menganggap bahwa pendidikan yang bersifat obligat justru sulit ditemukan di negara ini. Bahkan daeng tukang becak pun tidak mau ketinggalan, mereka membicarakan pendidikan dalam bahasa mereka, di pangkalan mereka, bermodal pengetahuan yang mereka punya, sehingga pembahasan mereka mengenai pendidikan tak jauh seperti pembahasan para kritikus dan politikus yang pernah mengejar ilmu hingga luar negeri. Begitu hebatnya ruang lingkup pendidikan hingga tidak ada batasan dalam pembahasannya.
Pendidikan atau yang biasa oleh anak International Class Program sebut sebagai education merupakan bahasan dengan ruang lingkup yang besar. Mahasiswa UNM, Unhas, UIN, Unismuh, UIT, dan semua mahasiswa yang pernah melakukan aksi di jalanan sudah terlalu sering menyebut-nyebut pendidikan di mulutnya. Education for all yang selalu dijanjikan pemerintah menjadi boomerang bagi mereka. Education for all yang seharusnya dirasakan oleh seluruh warga Indonesia justru menjadi benda yang mahal di negeri ini. Sebuah perspektif oposisi atau perspektif mahasiswa aksi selalu menganggap bahwa pendidikan di negeri ini adalah pendidikan komersil yang mahalnya bukan main. Mulai dari BP3 tempo dulu, hingga SPP zaman ini selalu menjadi bahan aksi mahasiswa. Namun apakah ruang lingkup pendidikan yang sebegitu besarnya hanya diparameteri oleh sebuah harga? Pemikiran yang cukup dangkal ketika pejabat, mahasiswa, dan para staf pengajar menilai sebuah pendidikan dalam suatu harga. Atau peribahasa “tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina” sudah tidak berlaku lagi?
Anak yang merupakan tunas kehidupan negeri ini adalah satu dari sekian banyak yang harus dijamah oleh pendidikan, mulai dari yang formal hingga non-formal. Kemampuan tiap anak pun berbeda seperti biodiversity dalam pembahasan biologi. Namun korelasi antara pendidikan dan kemampuan tiap anak justru tidak kelihatan. Sebuah kewajiban pendidikan yang memanusiakan manusia semakin menjadi fatamorgana dalam konkritnya kehidupan. Anak yang haus akan ilmu yang seharusnya dididik hingga memperoleh pendidikan justru kehilangan arah. Anak yang tadinya haus ilmu menjadi anak yang alergi dan phobia terhadap ilmu. Entah siapa yang harus bertanggung jawab atas semua peliknya permasalahan ini.
Kemampuan tiap anak yang seharusnya dikembangkan justru tertidur dan tersalurkan dalam bentuk yang salah. Mungkin sudah menjadi makan siang kita, berita mengenai anak SMU yang melakukan praktikum reproduksi sebelum nikah. Atau para Chris John masa depan yang justru berantem karena soal sepele. Di sinilah seyogyanya pendidikan dipergunakan. Pendidikan adalah alat yang tidak hanya mengajarkan 1+1 kepada anak, namun juga merupakan alat pengembang kemampuan anak. Betapa sia-sianya ketika bakat alami anak justru menjadi senjata bunuh diri yang merusak diri dan bangsanya. Pendidikan bukanlah seperti lilin yang menghabisi dirinya karena cahayanya, namun seperti matahari yang tidak pernah padam demi bumi ini. Ketika anak memiliki kemampuan, maka pendidikanlah pengembangnya. Dengan berbagai cara dan formalitas, sebagai contoh mengenai anak SMU tadi. Mereka tahu melakukan kopulasi namun tidak mengerti ketika dijelaskan oleh gurunya. Bisa jadi karena cara penyampaian yang salah, atau memang ada hal yang kurang dari sistem pendidikan.
Kepribadian anak pun merupakan suatu hal yang memerlukan pendidikan. Contoh yang benar-benar nyata adalah para pejabat yang sekolahnya hingga ke luar negeri namun kepribadiannya hanya menjadi tikus dengan setelan jas di atas kursi empuk. Mereka hanya berguru namun tidak dididik menjadi pribadi yang mapan. Mereka hanya menilai ilmu sebagai sebuah rumus ϑe^(-iωt)°δ∑_μ^ρ▒τ tanpa adanya pelajaran kepribadian. Betapa hancurnya kepribadian di Indonesia hingga para pejabatnya harus ke Yunani untuk belajar kepribadian.
Pendidikan pun menjadi bahan yang mahal ketika kita membicarakannya dalam perspektif di atas. Ketika para anak yang memiliki kemampuan namun disiakan. Ketika para anak memiliki kepribadian yang tidak bisa diubah. Pendidikan adalah senjata pertama dan senjata pamungkas. Mengapa? Karena pendidikan adalah kumpulan berbagai ilmu pengetahuan, science, pseudo-science, agama, budaya, estetika, etika, hukum, dan kekuatan yang mampu mengubah sebuah batu keras hanya dengan tetesan-tetesan kecilnya. Pendidikan adalah suatu keharusan bagi anak untuk mengembangkan apa yang mereka miliki. Kemampuan dan kepribadian juga memiliki obligasi pendidikan untuk dikembangkan. Tanpanya, kemampuan dan kepribadian anak akan menjadi sesuatu yang tidak pantas, entah spontan saat itu atau kelak muncul di kemudian hari.

Aku Bukan Fiksi

Di depan sebuah pintu aku terdiam. Aku seakan tidak punya tenaga untuk membuka pintu kamarku sendiri. Akhirnya aku hanya bisa bersandar di daun pintu kamarku. Aku kemudian mencoba mengingat kembali siapa diriku sebenarnya.
Aku adalah seorang mahasiswa yang telah melalui hampir semua jalan dalam kehidupan. Aku seorang aktivis kampus, kutu buku, seorang senior yang tidak beda dengan senior lainnya. Aku mengerti akan keadaan si kutu buku yang terus tertekan dengan semua tugas-tugas perkuliahan. Aku mengerti dengan keadaan si pujangga cinta yang terus mengarungi kisah percintaannya selama kuliah. Aku aktif dalam acara tawuran yang seakan menjadi rutinitas di kampusku. Aku mengerti dengan sang penegak hak mahasiswa yang terus berteriak tak kenal lelah demi turunnya biaya perkuliahan. Bahkan aku mengerti keadaan para mahasiswa yang merelakan kehormatannya demi mereka yang tak ingin ditinggalkan oleh yang mereka sayang.
Sedikit bercerita, aku adalah seorang mahasiswa yang benar-benar senior. Usiaku sekitar 24 tahun, tidak terlalu mengherankan untuk mahasiswa yang telah menjalani studi sekitar tiga belas semester. Akhir-akhir ini terasa mencekam, kredit-kredit masih banyak yang menunggu. Entah siapa yang salah, yang pasti bukan karena aku yang bodoh.
Selama di SMA, aku adalah the big ten dari sekolah non-unggulan. Aku cukup bangga dengan hal tersebut. Bahkan saat SD hingga SMP aku terus menjadi tiga besar di sekolahku. Salah satu yang menjadi kebanggaanku adalah keaktifanku dalam lomba-lomba selama sekolah. Akulah yang paling aktif selama proses belajar-mengajar. Namun sebuah ironi di dunia pendidikan, aku meraih juara yang lebih banyak ketika SMP saat peringkatku justru menurun. Aku menjadi juara pada lomba-lomba selama SMP. Dan yang termasuk hebat adalah saat UAN, aku lulus dengan peringkat terbaik di sekolahku.
Aku terus mencoba menggali masa laluku. Kubaringkan tubuhku yang lelah dikamarku. Sebuah kamar yang kujadikan pelindung hujan dan panas selama kuliah. Sambil tertawa kecil, aku berpikir betapa hebatnya prestasiku selama SD dan SMP.
Kehidupanku berubah saat memasuki SMA, aku mulai benar-benar merasakan ironi. Aku lolos dalam olimpiade sains biologi hingga tingkat provinsi dengan poin yang menjanjikan. Itu adalah prestasi tertinggi yang pernah kuraih. Aku juga telah mencapai tiga besar lomba pidato bahasa inggris tingkat provinsi dan lomba debat tingkat provinsi. Namun kenyataannya, keberhasilan prestisius itu tidak berguna bagi nilai-nilai mata pelajaran di sekolahku. Aku akhirnya hanya bermain dalam sepuluh besar selama SMA.
Aku terus aktif dalam kegiatan OSIS selama SMA. Tidak ada satu pun rapat dan sidang yang kulewatkan. Padahal posisiku hanyalah anggota seksi, tapi aku merasa bertanggung jawab untuk terus aktif dalam organisasiku. Di sinilah aku bertemu dengan pacar pertamaku yang tidak bisa kupertahankan.
Aku tertidur dalam lamunanku. Namun setelah dua jam dalam pulau mimpi, aku terbangun oleh alarm handphone yang terus berbunyi seakan ingin mengingatkan aku tentang kuliah sore ini. Kuliah yang berat karena diadakan pada jam tidur siangku. Tapi aku harus tetap mengendarai motorku ke kampus walaupun dalam keadaan malas. Di jalan, handphone dalam kemejaku berbunyi, sepertinya sebuah pesan singkat. Aku kemudian membaca sms yang ternyata dari pacarku sambil mengendarai motor. Katanya ada yang penting yang ingin dia katakan. Aku kemudian menancap gas motorku demi gadis yang telah berpacaran denganku sejak awal kuliah itu.
Aku tiba di kampus yang mulai sepi. Dalam kelas hanya ada pacarku dan sebagian temanku yang kutu buku. Kami mulai pembicaraan kami dengan sedikit berbisik, itu yang diminta pacarku. Dia mengatakan bahwa dia sudah telat menstruasi selama tiga bulan. Dunia seakan runtuh, aku terus memintanya untuk tidak bercanda mengenai hal yang seperti itu. Kemudian dia menunjukkan tes kehamilan dengan dua garis merah kepadaku. Sepertinya aku melakukan fertilisasi saat making love dengan pacarku. Kulalui kuliah sore ini dengan perasaan yang aneh. Padahal kami melakukan ML karena rasa sayang kami. Dia memberi segalanya agar aku tidak meninggalkannya. Tapi kenapa sepertinya ada hal yang menakutkan di hadapanku saat ini.
Aku pulang dengan segera saat mata kuliah membosankan itu selesai. Tidak seperti hari-hari lainnya, kali ini aku tidak pulang dengan pacarku. Aku butuh udara yang lebih banyak, dadaku sepertinya sesak dengan kejadian sebelum mata kuliah tadi. Aku melaju kencang entah ke mana, hatiku hanya ingin pergi jauh dari masalah baru ini. Tiba-tiba motorku menabrak mobil yang berlawanan arah. Semuanya pun mulai gelap.
Aku terbangun di rumah sakit. Di sampingku kananku ada pacarku, dan teman dekatku yang selalu menemaniku memukuli orang lain. Mereka adalah batu karang yang pemberani, seorang ksatria yang tidak takut apapun. Sejenak aku sadar bahwa di samping kiriku ada teman-temanku para aktivis kampus yang selalu menemaniku berteriak kepada birokrasi akan semua kebijakan mereka. Dan ada beberapa kutu buku yang biasa menemaniku belajar. Semuanya datang menjengukku.
Aku teringat kembali akan kebengisanku sebagai senior yang memukuli dan menindas juniorku serta orang-orang yang tidak kusukai. Aku dengan mudahnya memainkan peran sebagai puncak piramida kesenioritasan. Aku juga ingat saat kami membakar gedung kampus sebagai wujud protes kami terhadap birokrasi. Aku dengan bangganya mengatasnamakan penolakan terhadap penindasan terhadap tingkah kami yang menindas infrastruktur kampus. Aku bahkan berani menungkapkan rasa sayangku lewat nafsu. Aku yang seharusnya telah lulus sebagai wisudawan terbaik justru jatuh dalam lingkaran setan yang kubuat sendiri.
Aku berpikir seandainya semua bisa terulang. Seandainya aku tidak bertingkah sebagai senior yang gila hormat, mungkin saja sekarang aku telah mendapatkan pekerjaan yang membanggakan. Aku berpikir seandainya saja aku lebih menghormati pemimpin, mungkin saja sekarang aku telah menjadi salah seorang wisudawan terbaik di universitasku. Dan andai saja aku tidak lancang mengatasnamakan cinta untuk melampiaskan nafsuku, mungkin saja orang yang kusayangi tidak akan menangisi semuanya.
Penyesalan selalu datang belakangan. Banyak teman-teman kita yang merasakan hal yang lebih buruk lagi. Mereka terjerumus dalam gaya hidup kampus yang salah. Mereka bahkan menjadi pengedar, pembunuh, dan sebagainya. Aku yang kuceritakan mungkin saja bukan fiksi. Aku bahkan sudah banyak dalam kehidupan dan semoga tidak menjadi diri kita.

Cinta dan Waktu

Pada suatu ketika, terdapat sebuah pulau dimana tinggal di dalammnya semua perasaan: Kebahagiaan, Kesedihan, Pengetahuan, dan yang lainnya, termasuk Cinta. Pada suatu hari diumumkan kepada para perasaan itu bahwa pulau akan tenggelam, maka semua harus dinaikkan ke dalam perahu dan pergi, kecuali Cinta. Cinta adalah satu-satunya yang tinggal. Cinta ingin tetap bertahan hingga pada kesempatan terakhir.

Ketika pulau itu sudah hampir tenggelam, Cinta memutuskan untuk meminta bantuan. Kesempurnaan sedang lewat di hadapan Cinta dengan Perahu yang bagus. Cinta berkata, "Kesempurnaan, bisakah kau membawaku bersamamu?" Kesempurnaan menjawab, "Tidak, terdapat benyak emas dan perak di dalam perahuku. Tidak ada lagi tempat untukmu."

Cinta memutuskan untuk meminta tolong kepada Kesombongan yang juga lewat depannya dengan menggunakan sebuah perahu yang indah. Cinta berkata, "Kesombongan, tolong bantulah aku! Aku tidak bisa membantumu, Cinta. Karena seluruh tubuhmu basah dan bisa jadi akan membuat perahuku rusak," jawab Kesombongan.

Kesedihan mendekat lalu Cinta memohon, "Kesedihan izinkan aku pergi bersamamu." Kesedihan berkata, "Oh... Cinta, aku turut bersedih tapi aku sedang membutuhkan diriku sendiri!" Kebahagiaan juga melintas di hadapan Cinta, akan tetapi dia sangat bahagia sehingga dia tidak mendengar panggilan Cinta.

Tiba-tiba ada sebuah suara, "Kemarilah Cinta, aku akan membawamu." Dia nampak lebih tua. Karena saking gembiranya, Cinta lupa bertanya kepada orang tua itu dari mana dia datang. Ketika mereka sampai di daratan, lelaki tua itu oergi dengan sendirinya. Menyadari betapa dia telah berhutang banyak kepada lelaki tua tersebut, cinta bertanya kepada Pengetahuan dan orang tua lain, "Siapakah yang telah menolongkui?" "Dia adalah Waktu," jawab Pengetahuan.

"Waktu?" Tanya Cinta, "Tapi kenapa Waktu mau menolongku?" Dengan penuh kebijaksanaan, Pengetahuan tersenyum lalu menjawab, "Karena hanya Waktu yang mampu memahami betapa berharganya Cinta."

Jumat, 25 Februari 2011

WWW (Wealth in War in World)

Today, in this WORLD, there are two kind of words which are exist.
The world was crowded with the kind of human that always looking for WEALTH.
But this world blown by WAR which ask for blood every second.


Now what our effort to get our world from the hand of destroyer?

We just can sit for hours to watch television, and do nothing.

Our sleep is easy, but our neighbor's sleep is in nightmare.

We are Homo socialis which always give a hand for helping our race.
But now, we are Homo soliteris and the WWW (Wealth in War in World)

Kamis, 24 Februari 2011

KISAH NYATA: Pengemis dan Orang Kaya/Miskin

anak-anak seperti itu, kalau diberi uang akan menjadi-jadi. besok datang lagi dengan jumlah yang lebih banyak... pasti ada yang mengkoordinir!


Bagaimana mungkin dunia menjadi lebih indah, jika tiap diberi kesempatan beramal kita justru menjadi skeptis dengan keadaan mereka?

Seorang pengemis datang kepada seorang kaya yang sedang berjalan-jalan di sekitar tempat kerjanya. Sang pengemis berkata, "Pak, uangnya pak, biar bisa makan..."
Tapi apa yang dijawabkan oleh sang kaya?
"Tidak ada..."

Betapa miskinnya sang kaya sehingga untuk memberi makan si pengemis saja tidak punya.

Apa yang dibutuhkan oleh dunia saat ini?
Apakah skeptis?

Rabu, 23 Februari 2011

KISAH NYATA: Selalu Ada Sisi Positif dari Kegagalan

Semua orang pasti pernah gagal.
Lalu apa yang membedakan orang sukses dengan yang tidak?
Orang-orang sukses adalah orang yang bisa mengambil sebanyak mungkin sisi positif dari sebuah kegagalan.
Orang-orang sukses melihat hambatan sebagai tantangan, yang bisa memperkuat jati dirinya.
Thomas Alva Edison menganggap ribuan percobaan yang dialaminya hanya sebagai sebuah proses, bukan kegagalan. Demikian juga Abraham Lincoln, Michael Jordan, dll.

"Kegagalan bukan berarti Tuhan sudah meninggalkan Anda. Dia mempunyai rencana yang lebih baik."
Dr. Robert Schuller

"Jika suatu hal gagal meskipun telah direncanakan dengan hati-hati, diatur dengan hati-hati, dan dilaksanakan dengan kesadaran penuh, kegagalan itu seringkali memperlihatkan sesuatu yang tidak terlihat, yaitu kesempatan."
Peter Drucker

“Saya tidak pernah gagal dalam ujian, saya hanya menemukan 100 cara yang salah."
Benjamin Franklin

Gagal terkadang memberikan sesuatu yang lebih baik
Dalam beberapa kasus, bahkan kegagalan justru memberikan hasil yang lebih baik.
Lihat kisah Christopher Columbus, penjelajah Spanyol yang mengarungi samudera menuju India ternyata nyasar ke Amerika. Dari kegagalan ini justru Eropa mengenal benua baru dan tercipta sejarah baru yang pengaruhnya kita rasakan hingga saat ini.

Mungkin kisah Frank Slazak ini akan memberi Anda inspirasi:
Frank Slazak mempunyai mimpi terbang keluar angkasa. Tetapi ia tidak memiliki apa yang dibutuhkan. Ia tidak memiliki gelar, dan bukan seorang pilot.
Namun, sesuatu pun terjadilah. Gedung putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan pesawat ulang-alik dan warga itu adalah seorang guru. Frank adalah warga biasa dan seorang guru. Hari itu juga ia mengirimkan surat lamaran ke Washington.
Setiap hari ia melongok kotak pos, sampai akhirnya amplop resmi berlogo NASA datang. Doanya terkabulkan!
Ia lolos penyisihan pertama. Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impiannya semakin dekat. Frank menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center.
Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini ia menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini ? Tuhan, biarlah diriku yang terpilih!
Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih seorang guru perempuan untuk terbang dengan pesawat ulang alik. Impian hidupnya hancur. Ia mengalami depresi. Rasa percaya dirinya lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaan.
Selasa, 28 Januari 1986, Frank pergi melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, ia menantang impiannya untuk terakhir kali.
"Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku?" doa Salazak.
Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaannya dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang.


sumber: Vambuzhers Team (Facebook)

Selasa, 22 Februari 2011

KEPRIBADIAN (sulappa' appa')

Di Sulawesi, terdapat filosofi Sulappa' Appa' atau segi empat.
Kepribadian jika dilihat dari sulappa' appa' bisa kita nilai dari urutan lahir kita.
Menurut Sulappa'Appa' (Bugis: Segi empat)

Anak Pertama (TANAH)
1. Egois
2. Paling senang memerintah
3. Penyayang kalau punya mau
4. Sulit menjaga uang
5. Rangking bagus
6. Kepemimpinan yang baik
7. Perfeksionis
8. Bertanggung jawab
9. Menjadi ter- (entah terbaik atau justru terburuk)
10. Toleransi

Anak kedua (AIR)
1. Penurut
2. Tidak banyak bicara
3. Tidak rewel soal uang
4. Mudah bergaul
5. Pilih-pilih teman
6. Mampu menyesuaikan diri
7. Pendiam tapi berisi
8. Kadang cerewet

Anak ketiga (API)
1. Membuat masalah
2. Pemberani
3. Pengganggu
4. Rese'
5. Semangat
6. Langsung diam jika punya salah
7. Pemarah
8. Boros
9. Pandai membuka komunikasi

Anak keempat (ANGIN)
1. Manja
2. Lalot
3. Terlindungi, sehingga selalu merasa aman
4. Rese'
5. Rajin menabung (kadang pelit)
6. Mau-maunya (berhembus tanpa arah)
7. Marah tanpa alasan
8. Suka ngambek


Sumber: Dg. Roni (UKM Seni UNM)

Rabu, 09 Februari 2011

PEKERJA PANGGUNG dan PEMAIN PANGGUNG

saya seorang pemain panggung, butuh panggung yang perfect untuk penampilan saya yang perfect.

saya seorang pekerja panggung, memberi media terbaik bagi penampilan yang terbaik

saya tidak perlu jadi pekerja panggung. buat apa bekerja di backstage? tidak ada ketenaran mengikutinya


Banyak orang yang menjauhi pekerjaan pekerja panggung karena dianggap kurang tenar dan makan banyak tenaga. Padahal sebenarnya terdapat banyak kepuasan di dalamnya.

Saya belum terlalu lama menjadi pemain panggung... dan belum bisa dianggap pro... namun sudah ada pengalaman yang saya dapatkan di dalamnya.
begitupun ketika saya menjadi backstage crew...
sehingga saya mendapatkan sedikit perbedaan dalam dua bidang panggung tersebut...


1. Jantung kru panggung berdetak cepat karena bekerja, sangat jarang karena nervous... tapi jantung pemain panggung berdetak cepat karena nervous.
2. Tuntutan kru panggung adalah memberi media yang terbaik bagi pemain. Tuntutan pemain panggung adalah memberi penampilan terbaik bagi penonton.
3. Kepuasan pemain panggung adalah setelah penampilan mereka tampil dengan baik. Kepuasan kru panggung adalah saat seluruh penampilan berjalan lancar.

Kamis, 03 Februari 2011

KISAH NYATA: Anak dan Ibu

Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan.
Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Alkisah ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang.
Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan.
Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil.
Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.
"Bu, kita sudah sampai", kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.
Si ibu, dengan tatapan penuh kasih berkata:
"Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus.
Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang.
Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan".
Demi mendengar kata-kata ibunya tadi, hancurlah hati si anak.
Dia peluk ibunya erat-erat sambil menangis.
Dia membawa kembali ibunya pulang, dan, merawatnya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.

Mungkin cerita di atas hanya dongeng............

Tapi di jaman sekarang, tak sedikit kita jumpai kejadian yang mirip cerita di atas.
Banyak manula yang terabaikan, entah karena anak-anaknya sibuk bisnis dll.
Orang tua terpinggirkan, dan hidup kesepian hingga ajal tiba. kadang hanya dimasukkan panti jompo, dan ditengok jikalau ada waktu saja.
Kiranya cerita diatas bisa membuka mata hati kita, untuk bisa mencintai orang tua dan manula.
Mereka justru butuh perhatian lebih dari kita, di saat mereka menunggu waktu dipanggil Tuhan yang maha kuasa.
Ingatlah perjuangan mereka pada waktu mereka muda, membesarkan kita dengan penuh kasih sayang, membekali kita hingga menjadi seperti sekarang ini.

Sumber: Bagi Info